PENGORBANAN PELAJAR SEJATI
Setiap pagi ia pergi
Lelah letih ia jalani
Mencapai tujuan ia jalani
Berbekal buku, pelajar sejati
Tujuan tercapai rumah ilmu
Sungguh dan serius menyerap itu
Demi angan dan cita menjadi satu
Cita tercapai hidup layak kan menunggu
Menjalani semu kehidupannya
Kerja dan belajar disanggupinya
Keringat membanjiri tubuhnya
Tapi tak kan pernah basah semangatnya
Semanggat begitu gigih
Tak terdengar kata letih
Bagai api tersiram miyak tanah
Berkobar, membara merah
Pelajar sejati semua dikorbankannya
Sekarang belajar pikirnya
Kemudian hari hasil didapatnya
Itulah impian yang kejarnya
Berkat tekun pelajari semua
Terharumkan nama bangsa
Bahagia senyumkan semua
Langka tak kenal dia
Kini berhasil diraihnya
Hidup layak menghampirinya
Tercapai angan dan citanya
Tiada yang tak mampu dimiliki
Semua keinginan terpenuhi
Hidup senang pelajar sejati
Berkat pengorbanan selama ini
Masihkah ia pelajar sejati?
Pelajar sejati adalah jadi diri
Tak kan sirna dari hati
Walau hidup layaknya kini
Kehidupan bahagianya
Karena harumkan nama bangsanya
Diperoleh sebagai imbalannya
Dari pemerintahan negerinya
Kini pelajar sejati lanjut usia
Sudah tak bisa harumkan nama bangsa
Ia bisa wariskan semuanya
Kepada pelajar dibelakangnya
Haruskah semua negitu?
Bangsa bantu di kala ada perlu
Begitukah akhir nasipmu?
Terkubur sudah pengorbananmu.
Yang berkuasa tega melihatnya
Tua renta menggerogoti dirinya
Bukan harta jadi utamanya
penghargaan atas jasanya
sia-sia pengorbanan semua
dari kecil melakoni kerja
demi ilmu yang berguna
kini semua jadi sirna
Tak ada lagi penerus pelajar sejati
Semua takut di penghujung nanti
Nama bangsa terancam kini
Tak ada lagi yang peduli
Pelajar sejati kini
Hanya bisa menangisi
Keegoisan dinasti yang keji
Tak peduli yang lain alami
Dahulu semangatnya tak pernah basah
Kini resah dan basah sudah
Dahulu semangatnya berkobar merah
Kini redup semangat melemah
Keputusasaan mendatanginya
Hilang pelajar sejati dari dadanya
Ia terhenti melihat nasipnya
Berharap Tuhan menolongnya
Mereka hanya bisa berdoa
Dinasti menghapus egoisnya
Agar ada pelajar sejati di belakangnya
Untuk harumkan nama bangsanya.
Rimbo Bujang,01 November 2008
Gusnario Pranata
Kls X4
CINTA
Saat pagi yang buta
Saat mata ini terpana
Melihat senyumu yang berbeda
Penuh dengan rasa cinta
Mungkikah tetap masih ada
Sisa ruang di lubuk hatinya
Agar bisa kumainkan sedikit nada
Yang tercipta dari rasa cinta
Tapi mengapa selalu ada dia
Tak pernah sedikitpun merasa
Dengan perasaan yang kurasa
Yang sudah lama telah ada
Tapi itu memang taka pa
Karna aku bisa tahu keaadaannya
Jika dia memang merasa
Telah ada yang mengisi hatinya
Saat aku coba mengerti
Agar debar itu dapat berhenti
Tapi apa yang terjadi
Hingga cintatak hilang dari hati
Saat ku lihat mereka berdua
Mengapa hati ini selalu tersiksa
Dengan keadaan yang sebenarnya
Salahkah jika aku mencintainya
Mengapa semua ini selalu benar
Kenapa hati terus bergetar
Dan saat aku memulai tersadar
Khayalan ini semakin membesar
Untuk apa terus berkhayal
Jika akhirnya akan menyesal
Karna cita itu hanya berasal
Dari orang yang sepesial
Saat akupun mulai merasa
Dia tak seperti biasanya
Tetapan indah bening matanya
Kini penuh rasa kecewa
Dan sudah lama ku duga
Kekasihnya telah menduakannya
Hingga membuat sakit hatinya
Yang sangat aku bisa rasa
Tapi diri ini tak berdaya
Aku bukan siapa-siapa
Hanyalah manusia yang biasa
Yang tidak ada arinya
Aku hanya bisa menunggu
Agar terkabulnya harapanku
Agar ia membalas cintaku
Walaupun sampai habis waktuCINTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar